0 1000 Things - Jason Mraz

Minggu, 31 Oktober 2010
1000 Things - Jason Mraz

And I'm, I'm over-joyed
And I'm, I'm over-loved
And I'm feeling lucky like a little boy
Who's hiding under cover, and looking to discover
Every way to play the part inside this darkened cave
The meaning of life, well it starts at the nightlight
Close your eyes and I hope you see mine

And I've, well I've seen a thousand things in one place
But I stopped my counting when I saw your face
Erasing memory, well I feel as though I've never seen a face before
Until I saw your eyes
And they're smiling back at me through my tears
I've been counting all these years, oh
Suddenly the thousand things I've seen were nothing more than dreams of
Of you and me
You and me
Quietly at a standstill now
Fortunately you will, well you'll kiss me, I will
I will kiss you back

Oh the fact of the matter is, oh no way
And I don't know what the latter is, oh no way
See, I've always wanted to kiss you
But I, I always wanted to run from you
Because I've always wanted to miss you
And I, I always wanted to come for you

"Well I love my comfort foods," you said
While you always say, "How do you do?"



-this is one of the most romantic song, ever!-

0 envy


last few weeks, i've been feeling ENVY to this person. Nope, i don't hate this person. I don't have any exact reason to hate this person. This person is really nice. Warm, smart, diligent, attractive, funny... 

-oh wait, those are the reasons why i envy this person- 

the last time i felt this kind of feeling was years ago, towards my bff, Ajeng. I simply envy her because she's (effortlessly) all that. Pretty smile, high-GPA-dental-student, a good singer, adorable fashion sense, a guy magnet. To make it worse, she's also the nicest, most lovable, undefeatedly angelic person i've ever met.

I felt guilty every time that jealousy thing rushed over my heart. i often solitude somewhere to keep myself away from saying bad stuffs to her, because i didn't wanna hurt her, and ruin our friendship.
That envious feeling lead me to endless comparison between me and her. And always ended up in me, felt inferior, insecure, unvalueable.

But, thank goodness, that envious also forced me, to be better. Somehow, envious is the best motivator, challenge us to strive, and explore our potentials. And i thank Ajeng for that. (geez, i miss you, sist).

This person, whom i'm currently envy, maybe is another God-sent reminder to push me, to try harder, to be better. :)  

0 Kucing Kampung

Minggu, 24 Oktober 2010
Waktu kecil dulu, saya bercita-cita, ingin punya semacam penangkaran kucing kampung terlantar. Kebayangnya, saya bakal punya halaman luaaas, di mana kucing-kucing yang saya pungut bisa hidup bebas di situ. Semua kucing akan dibersihin dan di-vaksin agar sehat. Biar nggak bangkrut, dibatasi 1 kucing melahirkan sekali, terus di-steril *detail loh bayangan saya* xD

Agak gede sedikit, saya baru tahu kalau penampungan kucing seperti itu benar-benar ada. Tepatnya di Ragunan, namanya Pondok Pengayom Satwa. Nggak hanya kucing, tapi PPS juga merawat anjing liar sehingga siap diadopsi. Terpujilah seluruh donatur, relawan, dan semua yang terlibat di sana - semoga Allah menerima amal kalian.

[mudah-mudahan saya juga segera bisa membantu donasi ke PPS, amin. Harus!] :)

Eniwei, keinginan saya itu didasarkan karena saya paling nggak tega, kalau melihat kucing kampung. Apalagi kalau kurus, terus mengeong-ngeong menyayat hati. Lebih lagi kalau pincang, atau ada bekas disiram air panas. Bawaannya ingin ngelus, terus kasih makan.

Ngomong-ngomong, saya lebih suka kucing kampung dibandingkan kucing ras. Lebih bisa diajak main soalnya. Kucing saya yang terakhir, Si Bonteng, pun 1/2-nya kucing kampung.

Eh ini fotonya...



tuuuh... kampung banget kan? Apalagi kalau nggak keliatan gondrongnya.

Ah eniwei, saya bukan mau ngomongin Si Bonteng. Tapi kembali lagi ke soal kucing kampung...


Setelah dipikir-pikir lagi, alasan saya suka kucing kampung, bukan semata-mata karena nggak tega.
Tapi juga ada faktor... uhm, merasa senasib :)

Kucing kampung suka mengeong, tanpa diperhatikan orang-orang. Sementara kalau kucing ras, yang rata-rata pemalas dan pendiem ituuh.. pasti jadi perhatian. Artinya, bahkan terhadap kucing pun, manusia cenderung memilih yang berpenampilan lebih menarik. Teori selective attention. 

Padahal kucing kampung sudah berusaha untuk diperhatikan. Mengeong, misalnya. Bergerak lebih lincah, misalnya. Tapi tetep aja, derajatnya masih di bawah kucing ras.

Sama kucing aja kita pilih-pilih tampang, apalagi sama manusia yaa?
 

0 Saya dan Tugas Kehidupan

ehm... Kali ini saya mau jujur (bukannya biasanya saya nggak jujur loh, cuma nggak semua saya beri tahu orang lain aja  :D).

Beberapa hari terakhir ini, self esteem saya sedang drop sampai ke dasar jurang.

Entahlah, mungkin sindroma mau nambah umur. Ngerasa kok tiba-tiba saya udah nambah tua lagi? Makin dekat aja menuju mati? Sementara saya belum berbuat apa-apa.

Ralat deng. Bukannya belum berbuat apa-apa. Lebih tepat dibilang belum menghasilkan apa-apa.

Padahal yaa... Kalau mengacu ke Teori Perkembangan Psikososial *tsaah* yang paling kondang, yaitu teorinya Erik Erikkson, manusia itu memiliki tugas-tugas perkembangan dalam tiap-tiap tahapan hidupnya. Tugas perkembangan tersebut akan memaksa individu menghadapi 'krisis' tertentu. 'Krisis' di sini bukan dimaksud bencana, tapi semacam turning point, yang menuntut manusia mengeluarkan semua potensinya. Semakin sukses kita menghadapi krisis tersebut, semakin kaya hidup kita.

Nah, di usia dewasa muda (yyuuk), semacam saya ini, krisis-nya adalah 'Intimacy vs Isolation'.

No need some brainiacs to understand what's that all about, rite? 
And apparently, I haven't mastered that task yet. Meh. :))

Ya secara gituuuu... Kemaren aja abis sakit hati kembali. Halah udah lah ya, males juga ngebahasnya.. xD

Sebenernya, dibandingkan tugas tersebut, ada tugas lain yang lebih  saya khawatirkan. Melainkan tugas perkembangan dari teori psikososial lainnya. Kali ini dari Levinson. Menurut beliau, umur 22-28 adalah 'novice phase', alias masa coba-coba seorang individu sebagai manusia dewasa.

Di tahap ini, intinya tugas utamanya adalah mengeksplorasi kemungkinan untuk mengembangkan struktur hidup yang lebih stabil. Stabil dari segi mental, emosional, sosial, dan perekonomian. 

Tugas ini juga belum saya penuhi. Uhuk....

Jadi seharusnya, kalau mengacu pada kedua teori di atas, seyogyanya saya sudah menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Tapi...

Saya sudah hampir 2 tahun kerja, tapi tabungan hampir NOL. Nggak ada rekam jejak hasil kerja saya yang rodi itu. Bukan masalah pendapatan yang kurang, tapi lebih karena saya nggak bisa mengelola. Buktinya, rekan kerja saya yang pendapatannya kurang lebih sama, bisa menghidupi keluarganya. Bisa menabung, bisa beli ini itu. Saya, menghidupi diri sendiri saja megap-megap.

In other words, here I am, about to enter another quarter of my lifespan, without any preparation. Neither in love department, nor in socio-economic area. Hmm...

Jadi saya sekarang khawatir, bagaimana kalau seandainya tugas-tugas tersebut nggak ada yang berhasil saya hadapi?
Bagaimana kalau, 3-4 tahun dari sekarang, saya masih belum punya keuangan yang cukup, kehidupan yang stabil, dan gagal membentuk keluarga? Bukannya nggak mungkin kan? Kenyataannya, sampai sekarang aja hidup saya masih gini-gini aja. Nggak ada kemajuan dari beberapa tahun silam.

Dan itu membuat saya merasa seperti orang gagal...
Dan ini membuat saya merasa seperti semacam makluk rendahan.

Terus terang saya lupa, apa yang akan terjadi kalau seseorang gagal menghadapi tugas perkembangannya. Apakah hidupnya akan langsung wassalam, sekian dan terima kasih? 

Tapi saya nggak mau cari tahu dulu, hehe...

Kenapa? Karena saya masih ingin mencoba. Dibandingkan melihat opsi 'apa yang terjadi jika saya gagal' saya lebih penasaran dengan opsi 'Bagaimana caranya agar saya nggak gagal?'
Saya rasa sampai detik ini saya belum gagal. Oke, mungkin sedikit merasa seperti gagal. Tapi bukan berarti gagal beneran kaan... Rasa seperti gagal itulah yang harus saya jadikan pacuan, agar saya nggak betul-betul gagal. Laah merasa gagal aja nggak enak, apalagi gagal beneran.

Dan saya rasa saya masih punya waktu.

Dimulai dari sekarang, masih bisa kan? :)


*note: maaf kalau teori perkembangannya kurang jelas. Hehe, gini deh, kalau kebanyakan bolos pas kuliah xD

0 Selayang Pandang *halaah*

Sabtu, 23 Oktober 2010
ehm, tes.. 1.. 2.. cek cek...

Selamat pagi siang sore dan malam, posting tersayang.

Sekedar pemberitahuan, ini adalah akun blog saya yang kesekian... Akun terdahulu biasanya terabaikan setelah 1-2 post, lalu pasword pun terlupakan. Kali ini saya ingin mencoba lebih konsisten, semoga niatan ini nggak sekedar hangat-hangat pup ayam.

Sekian pembukaan. Selamat menelusuri jurnal oret-oretan saya jika berkenan.

0 another blog, eh? :)

well, yep, it is my other blog.
enjoy ;)